Posko itu Bernama Belarasa (3)

Penyintas ambil sendiri bantuan


Selama beberapa minggu, para relawan dengan tak kenal lelah bergerak aktif mencari lokasi yang belum menerima bantuan dan mengirimkan bantuan ke sana. Kerja sama dijalin dengan berbagai pihak. Di wilayah Cangkringan,  berlangsung kerjasama yang baik antara para relawan Posko Belarasa dengan para santri dari Pondok Pesantren Salafiyah Al Qodir di Dusun Tanjung, Wukirsari, Pakem, yang dipimpin oleh Kyai Masrur Ahmad MZ.

Untuk mempercepat komunikasi, bulan November juga didirikan stasiun radio penduduk di Gereja Babadan. Itu semua dilakukan selama masa tanggap darurat.

Setelah keadaan semakin aman, Posko Belarasa terus ikut aktif berperan dalam masa rekonstruksi kawasan Merapi. Posko Belarasa berperanserta dalam Konsorsium Toya Mili (didirikan 2 Desember 2010) yang memprakarsai pembangunan air bersih di desa-desa yang terkena dampak letusan. Selain itu Posko Belarasa ikut bergabung dalam Konsorsium Penghijauan Lereng Merapi (PALM) - sebuah komunitas lintas agama untuk bersama-sama melaksanakan penghijauan lereng Merapi. Acara utama adalah penanaman pohon oleh 700 relawan dengan Mgr. Johannes Pujasumarta, Uskup Agung KAS dan masyarakat lintas agama.

Melalui peran tersebut Posko Belarasa berkontribusi dalam menjalin hubungan umat lintas agama tumbuh lebih baik.  Hingga kini, sebagai contoh, kerjasama dengan Pondok Pesantren Salafiyah Al Qodir pimpinan Kyai Masrur Ahmad MZ  dalam berbagai kegiatan lintas agama tetap berlangsung baik.

Selama dua tahun berikutnya, bekerjasama dengan KARINA dari Keuskupan Agung Semarang, Posko Belarasa turut serta dalam perbaikan/pembangunan rumah penduduk, pelatihan dan pemberdayaan ekonomi penduduk, dan sebagainya. Hingga sekarang, kunjungan kepada keluarga para penyintas Merapi tetap dilakukan. Selain untuk menyalurkan bantuan dari para donatur yang masih berdatangan sekali dua, juga dimaksudkan sebagai upaya agar hubungan baik tetap terjalin.***